Halaman

Senin, 27 Mei 2013

Snows Part 2

“Apa yang harus kita lakukan?” aku mulai merasa panik karena jalanan itu begitu sepi dan gelap. Justin terlihat kesal dan langsung mengambil handpone-nya. “Kenny, aku terjebak salju. Ya, aku tahu aku salah tapi sekarang cepat kau ke sini. Aku ada di jalan pintas kecil yang dekat dengan jalan Portage”, Justin menatap aku yang tengah ketakutan lalu seolah mengisyaratkan ‘semuanya akan baik-baik saja’. “Segeralah ke sini sebelum aku membeku dan menjadi es untuk wine”, Justin langsung menutup teleponnya.
                “Bagaimana ini?” hanya itu yang bisa kuucapkan.
                “Kenny akan segera datang, sekarang yang harus kita pikirkan adalah bagaimana supaya kita tidak kedinginan”, kata Justin lalu merapatkan mantelnya. Pemanas mobil masih berjalan namun salju sudah membuat mobil terjebak hingga kami tetap merasa kedinginan. “Maafkan aku, seharusnya aku tidak membuatmu susah seperti ini”, Justin menatapku dengan mata cokelatnya yang indah.

Snows

Aku tengah berjalan melewati jalanan kota Winnipeg yang diselimuti salju tebal di setiap sisinya. Jalan itu berada sekitar dua blok dari rumahku dan suasananya masih sepi mengingat baru jam sepuluh pagi. Udara pagi itu terasa sangat dingin karena salju turun lumayan lebat dan angin windchill berhembus menusuk-nusuk kulitku yang sudah kututupi dengan rapat. Aku sudah memakai lima lapis pakaian termasuk mantel dan penutup kepala yang kukenakan namun rasa dingin tetap menjalari seluruh tubuhku. Aku mempercepat langkah kakiku agar segera sampai di perpustakaan Paman Bill yang ada lumayan jauh dari pusat kota. Perpustakaan itu memang tidak buka hari ini namun Paman Bill memberikanku kunci cadangan jika aku ingin membaca buku di sana.
                Beberapa menit kemudian aku sampai di depan perpustakaan itu. Perpustakaan itu berupa bangunan kecil bergaya Prancis mengingat warga Winnipeg banyak yang berasal dari Prancis. Aku berjalan menuju pintu ketika kulihat sebuah mobil Range Rover hitam tengah terparkir di gang yang ada di samping perpustakaan. Aku merasa mobil itu terjebak salju karena saat itu masih pagi dan jalanan masih belum dibersihkan dari salju yang sangat tebal. Aku mengamati mobil itu dan terlihat siluet seseorang di dalamnya. Siapapun orang itu pasti dia sudah cukup lama berada di dalam mobil itu karena salju yang lumayan tebal menutupi atap mobilnya. Tiba-tiba orang itu keluar dari mobilnya. Ia menggunakan mantel biru tua dengan sweater yang senada serta celana musim dingin yang terlihat begitu mahal. Orang itu menggunakan penutup kepala hingga hanya wajahnya saja yang terlihat, namun aku tidak bisa melihat wajahnya karena ia memakai kacamata hitam. Aku tahu dia adalah seorang lelaki.